Sabtu, 09 Agustus 2008

Tahi kucing..

Jam digital pada mobile menunjukkan pukul 00.49

Masih terjaga dengan mata segar. Menunggu.... dan menunggu... dia tidak juga berbunyi. I wish I could just kembali tidur. Akan lebih mudah melewati malam ini if I could just shut down my head.

Lucky I’m in love with my best friend.. lucky to have been where we have been.. lucky to be coming home someday..... lagu Jason Mraz ft. Colbie Caillat mengiringi malamku.

I wish I could write down something else... not just some emotional nagging... ah, perasaan tahi kucing (meminjam istilah temanku). Kurasa pada akhirnya semua orang akan berkutat dengan perasaan itu. Tidak menyenangkan memang, mungkin itu sebabnya disebut tahi kucing. Tapi kenapa juga kucing?? Apakah itu hanya an outlet, agar berkesan remeh.. dan membuat kita yang mengalamiya merasa habat karena mampu menekannya?

Kalau dia begitu hebat, harusnya jangan disebut tahi kucing, tapi tahi badak mungkin akan lebih tepat. Badak yang seradak seruduk dengan culanya, melemparkan apapun yang ada di depannya. Yah, kurasa itu lebih tepat.. benar.... tahi badak saja.

Kurebahkan tubuh, menatap langit-langit putih kamarku. Kali ini Sheryl Crow yang menemaniku dengan My Favorite Mistake. ah... si badak kembali menyerang...

Lucunya kali ini aku justru bisa menikmatinya, tidak tersiksa seperti beberapa menit yang lalu.

Senin, 12 Mei 2008

Jupe Effect

Heboh-heboh kasus jupe yang sempat beredar beberapa waktu dulu.. ga tahu deh sekarang kelanjutannya gimana..

Jadi, inti ceritanya album dangdut Jupe yang berbonus kondom itu berbuntut pencekalan, larangan beredar, bahkan himbauan bagi para ibu2 untuk membakar rekaman tersebut karena dianggap tidak mencerminkan akhlak moral bangsa Indonesia. Hm... hold a sec, akhlak yang mana neh.. moral sapa yang dibicarakan?? Okay lupakan itu tadi.

Kembali lagi, rekaman berbonus kondom itu dianggap sebagai simbol (ataupun apalah namanya itu) dukungan.. pro terhadap perilaku sex bebas yang banyak menghinggapi masyarakat (note this, tidak hanya anak muda namun juga kalangan dewasa yang telah berkomitmen. Jangan karena para pria hidung belang dan tante2 girang sudah menikah lantas mereka bisa lepas dari label ini.. unless bagi mereka mengaku belum akil balik...hahaha).

Dalam salah satu bagian dalam buku yang ditulis oleh seorang teman mengenai perilaku sex remaja ini memberikan gambaran fakta dimana seringkali para remaja yang ‘ketahuan’ conduct any sexual action dikucilkan dihajar habis2an bahkan diusir dari keluarga. I was like, Hello..!! ini sama saja dengan honour killing, tapi dalam skala yang jauuhhhh lebih kecil.. mereka hanya ‘ditendang’ keluar karena dianggap mempermalukan nama baik keluarga.

This doesn’t solve the problem, dan inilah tipikal orang2 Timur. Alih2 mencari jalan keluar kita cenderung mengeliminasi masalah tersebut.

Budaya ini diadaptasi dengan sangat baik sekali (diucapkan dengan nada sinistis) sehingga ketika muncul suatu permasalahan apapun masyarakat langsung beramai2 ingin mengamputasi bagian yang dianggap borok itu (part of it, mungkin ini satu2nya cara yang diketahui mereka untuk mengatasi permasalahan.. dunno...)

Terlepas dari apakah itu baik/ buruk, benar/ salah, hitam/ putih, bonus kondom yang disertakan dalam album rekaman Jupe... harusnya kita bisa melihat dari sudut pandang lain bahwa masih ada orang yang peduli dengan angka peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang makin bertambah setiap harinya... berbanding terbalik dengan ketersediaan sumberdaya dan kemampuan bertahan hidup.... (That’s fact..!) itu yang pertama.

Yang kedua, seberapa besar sih efek yang ditimbulkan oleh one single condom... one.. dalam aktivitas seksual si pembelinya (assuming that he/ she is sexually active). Bagi yang belum pernah mencobanya... guess what.. mungking mereka juga belum pernah melihat kondom sebelumnya. Yang terjadi, yah mereka akan observe... seperti apa sih benda yang bikin heboh ini... bagaimana bentuknya.. bahannya seperti apa... terus.. terus.... dan Voila, sekali kamu bongkar.. u can’t use it anymore.

Ketiga, do u actually believe that u can stop people from getting laid?? Get real...! satu2nya orang yang bisa kamu cegah hanya diri kamu sendiri (bahkan itu pun kadang ga mampu). So, buka mata... lihat realitas sekeliling.. jangan terpaku pada gambaran semu akan dunia versi dirimu sendiri.. yeah....!

Apa yang aq tulis disini tidak.. sekali lagi sama sekali tidak bermaksud untuk mendukung perilaku sex bebas orang2 (atau yang mengaku orang). Awalnya tulisan ini merupakan jawaban atas pertanyaan, kenapa masalah di Indonesia ga pernah beres2..(iseng ngambil contoh kasus Jupe..) hopefuly tulisan ini ga hanya menjadi masturbasi pikiranku sendiri.. ha ha ha..

All I wanna say that the way we have been dealing with problems.. the way we approach problems... maybe... just maybe.... most of the time qta mulai dati titik yang kurang tepat dan akhir mengambil jalan keluar termudah... mengamputasi. So sad that we never really look into the cause of the problem.

Have anything to say?

Sabtu, 10 Mei 2008

Visit Indonesia Year 2008, Wisata Demonstrasi

The thought risen as I watch the news on TV tentang mayday yang diperingati setiap tanggal 1 May di seluruh dunia.

Dalam salah satu tayangan di stasiun TV berita swasta, diberitakan salah seorang peserta unjuk rasa yang ditangkap adalah seorang berkebangsaan Polandia.. Hm.. tadi pas ngeliat di tv dih tampangnya rada kucel.. mungkin kelamaan berjemur terik matahari…..maybe namanya jg demo.

Flashback… aq keinget sebuah pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh seorang teman dari Africa, ‘Ven, apa yang menarik di Indonesia? Kalo aq main ke sana bisa ngapaian aja?’ kurang lebih seperti itulah yang dia tanyakan. It took me a while sebelum akhirnya tak jawab.. ‘Indonesia… menarik.. adventurous..’ (with an attitude.. raised eyebrows...pandangan tidak meyakinkan) Cuma dua kata itu yang terucap. Terus terang saat itu aq bingung… bagaimana mendeskripsikan Indonesia. In my personal opinion, Indonesia ini adalah contoh negara yang salah management. Regardless the fact that kita punya sumber daya alam yang.. wew... fantastis dan God (and we) know how beautiful those islands are.. Para penguasa berlomba-lomba meraup kekayaan alam, mengatasnamakan demi kesejahteraan rakyat, membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.. I say BULLSHIT..!!

Eniwei, kembali lagi ke topik utama... Visit Indonesia Year 2008 yang dicanangkan pemerintah untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan (I think international tourist.. since it says ‘Visit Indonesia’, not ‘Visit Palembang’ for instance). Sekedar memenuhi rasa keingintahuan saja, adakah yang berpikiran sama? Bahwa Indonesia tidak hanya menawarkan keindahan alamnya untuk menarik hati para wisatawan, namun juga telah menjadi destinasi bagi para demonstran.

.........ilustrasi pamflet yang disebar pemerintah untuk mempromosikan turisme Indonesia.......

Never been chased by the law enforcement officers?? Trying to speak out but no body listening? Or even worse.. They shut you down..!!

Come and Visit our country.... We guarantee adrenalin rush and a lifetime experience..!

Terlepas dari apakah pemerintah itu benar2 mendengarkan suara rakyat, satu hal yang pasti dapat dilakukan pemerintah dalam mengusung Visit Indonesia Year 2008, pemerintah mbo’ ya jeli melihat peluang ini sebagai salah satu cara mempromosikan wisata Indonesia... Wisata Demonstrasi..!! Ya tho...??!?!? (actually ini sarkastic)

Don’t get me wrong, I love my country..

And I believe the people deserve more than just being slaves in their own mother land.

Senin, 28 April 2008

FLY OVER, kebutuhan atau sekedar mengejar gengsi ??

Tanggapan atas rencana pembangunan FO di Pontianak; untuk mata kuliah Teori Kritik Arsitektur.


Beberapa minggu yang lalu, muncul wacana di Harian Pontianak Post mengenai rencana pembangunan Fly Over (FO) di bundaran Tugu Digulist, Pontianak. Beberapa dasar pertimbangan perlunya pembangunan FO ini, menurut Marzuki , salah satu warga yang diwawancarai oleh harian tersebut, adalah yang pertama, kemacetan di sekitar bundaran tugu akibat adanya pemasangan lampu merah yang menyebabkan antrian cukup panjang. Kedua, kawasan tersebut sering kali menjadi tempat mahasiswa menggelar berbagai aksi demo. Dan ketiga, FO tersebut juga akan menjadi icon kota Pontianak.

Hal senada juga diungkapkan oleh Prof. Ir. H. Abdul Hamid, M.Eng, Guru Besar Fakultas Teknik jurusan Sipil Universitas Tanjungpura. Menurut Hamid perlu ada sesuatu yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan ruas jalan dan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor salah satunya bisa dilakukan dengan pelebaran jalan atau membangun FO. Lebih lanjut, Hamid menambahkan salah satu keuntungan dengan dibangunnya FO adalah untuk menambah gengsi kota Pontianak itu sendiri (Sumber: Pontianak Post).

Namun seberapa krusialkah flyover yang rencananya akan dibangun di sekitar kawasan tugu Digulist tersebut?

Flyover hanyalah salah satu dari beberapa sistem traffic management yang bisa diterapkan untuk mengatasi traffic congestion (-kemacetan); yaitu suatu kondisi pada jaringan yang ditandai dengan penurunan kecepatan, masa tempuh yang lebih lama dan bertambahnya atrian. Pada kondisi ekstrim, kendaraan akan berhenti sepenuhnya untuk suatu periode waktu (Sumber: Wikipedia).

Kerugian yang diakibatkan oleh traffic congestion, antara lain: (1) peningkatan waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke tujuan; (2) penundaan/ keterlambatan; (3) waktu tempuh yang diperlukan tidak dapat diperhitungkan secara tepat; (4) pemborosan bahan bakar dan polusi udara; (5) kampas rem dan karet ban menjadi cepat aus akibat kendaraan yang semakin sering jalan dan berhenti; (6) stress yang dialami oleh pengendara; (7) jalur yang terblokir bisa menjadi masalah dalam situasi darurat.

Beberapa pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya pembangunan sebuah FO diantaranya; traffic counting, yang menghasilkan nilai perbandingan antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang melewatinya. Nilai tersebut menjadi indikator kondisi jalan, masih ideal ataukah over-loaded. Yang kedua, benefit cost; masalah kemacetan telah mengakibatkan banyak kerugian dari segi ekonomi (telah dibahas diatas). Solusi yang ditawarkan diharapkan dapat menekan angka kerugian. Namun, ia juga harus realistis, dengan mempertimbangkan biaya yang diperlukan, seperti biaya pembangunan infrastruktur baru.

Bila traffic counting mengindikasikan kondisi yang tidak ekstrim, maka jalan terbaik mungkin adalah dengan menerapkan traffic management yang lebih baik. Seperti pengaturan lampu merah yang (sudah ada di kawasan tersebut). Untuk lebih extrimnya dapat dengan membuat jalan lingkar.

Solusi tradisional yang umunya diterapkan untuk mengatasi traffic congestion adalah dengan meningkatkan supply, yaitu dengan menambah lebar maupun ruas jalan; atau dengan menurunkan demand, dalam hal ini menurunkan jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Keduanya berfungsi agar ruas jalan tidak over loaded dan arus lalu lintas bisa tetap dipertahankan.

Seorang ekonom, Anthony Downs, dalam bukunya Stuck in Traffic (1992) dan Still Stuck in Traffic (2004) mencoba menawarkan solusi dari sudut kapitalis. Pemecahan masalah dilakukan dengan menurunkan demand melalui pemberlakuan road pricing.

Tidak dapat dibantah terjadinya traffic congestion di titik pertemuan bundaran Digulist dan apabila masalah tersebut tidak diberikan solusinya, maka akan menjadi semakin buruk. Namun, para perencana kota Pontianak selayaknya arif dalam menentukan solusi mana yang akan dipakai dengan mempertimbangkan semua aspek yang mempengaruhi, dan tidak hanya semata-mata untuk meningkatkan citra kota saja.

Rabu, 23 April 2008

Living in a Freak World

Apakah sebenarnya manusia itu? Berapa banyak standar yang dimiliki setiap pribadinya? Apakah semua hal bisa dijustifikasi?
Intinya aq bingung....!! Pernah ngebayangin apa jadinya Indonesia dalam 10 tahun mendatang? lebih baikkah? atu bahkan kehidupan masyarakatnya makin parah... kemiskinan di mana2... manusia tidak hidup selayaknya manuasia lagi.. dan kita menciptakan makhluk baru, berwujud manusia.. dengan tangan-kaki lengkap dengan semua atribut yang menekankan kemanusiaannya.. namun tidak dianggap manusia... dinajiskan dan terbuang dari masyarakat.

Lain lagi dengan pudel2 birokrat dan konglomerat (tidak mengeneralisasi.. namun sebagian besar memang tidak perduli dengan nasib bangsanya, benar bukan??) Mereka wara-wiri keluar masuk ruang sidang, bertameng demi kepentingan rakyat.. padahal yang mereka bela itu kepentingannya sendiri. Mulut serakah ga brenti ngunyah rupiah.. eh salah, sebentar lagi pasti pegen diganti dollar.. biar keren katanya... mata jelalatan.. ga boleh lihat lahan nganggur.

cape.... kapan bangsa ini bisa bener? setiap kali ditanya.. langsung dijabarkan ini dan itu.. bukti2 fakta ga jelas....which everybody know were juz made up. Kemana semangat reformasi?? Di era pemberantasan korupsi ini, orang2 malah makin gila.. gila kekuasaan.. gila harta... parahnya lagi, justru bangga dengan hasil melintah seperti ini.....

living in a freak world...!

I am Unique

Dunia ini diciptakan dengan penuh warna. Jadi kenapa harus sama?? Sejarah telah mencatat berbagai usaha manusia untuk menyeragamkan ras manusia ini.
Beberapa nama seperti Hitler, Mussolini, Saddam Hussein, Rezim Taliban and masih banyak nama lagi, adalah bukti kegilaan manusia dalam mencapai homogenitas (which we all know that they've failed).


Seperti halnya ras manusia yang diciptakan berbeda-beda, manusia sebagai individu juga merupakan personalized production (anggaplah manusia ini sebagai 'product' penciptaan). Seringkali dalam keseharian, kita mendengar cibiran yang diberikan kepada orang yang mungkin penampilannya tidak menarik lantas dibilang "ga gaya" atau orang-orang yang memiliki pandangan pribadi yang menentang mainstream diberi label "aneh".
Jelas tergambar bahwa ada semacam unwritten common standard yang terkesan harus dipatuhi... majority define the standard.

Can u believe that?? Pernah terbayangkan seandainya semua orang itu sama?? Monochrome..
...........tulisan terputus and digantikan ilustrasi ala TV item putih ......................

Tidakkk....!
I choose to say No!! Kenapa harus meredam segala keindahan yang ada dalam diri setiap individu, hanya untuk mendekati common standard tadi?

I am happy with the way I am. And I am not going to be somebody else just in order to fit in.
I am unique and so do you.....


Sabtu, 19 Januari 2008

Mr. Postman

“Pos!” si bapak pegantar surat pun muncul di depan pagar kayu berwarna putih yang ditumbuhi semak-semak liar, mengantarkan surat kepada sang gadis yang telah lama menantikan kabar dari kekasihnya tercinta.

What a beautiful picture... NOT!!


Dengan segala kepraktisan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi hari ini, siapa lagi yang masih menjadikan media konvensional sebagai sarana untuk bertukar informasi coba... apalagi anak-anak sekarang, udah pada pinter telfon-telfonan... sms-an.. bahkan ampe hafal perbandingan tarif komunikasi mana yang paling murah.


Ngomong punya ngomong, itu bukan yang pengen gue bahas di sini. Jadi, kemarin itu gue baru dapet paket dari oxfam, isinya recap kegiatan gue di sydney selama seminggu bareng mereka.. and it took more than a month to got here.. mahn....!


Flash back... gue inget pernah ngirim barang dari darwin ke rumah (biar ga ribet bawa2nya and biar ga perlu bayar biaya excess luggage jg..hehehe). So, it took hell lot of time bwt sampai ke destinasi. But wait, ternyata destinasinya itu stop ampe di post office.. and that’s it! My mom was wondering kapan nih barang nyampe (cos tiap kali gue telfon selalu nanyain).


Singkat cerita.. akhirnya my mom nyamperin jg ke post office. And voila!! Ternyata barangnya udah ngendon di sana hampir sebulan!! Ga dianter2. Errrgh...!! Tapi yah gapapa lah, yang penting nyampe. Eits, cerita ga selesai ampe disitu.. setelah ngangkut kardus yang udah ga karuan lagi bentuknya (do the people in the post office have the right to check out our stuff ?? ), my mom diminta bwt bayar 15rb!


Trus my mom nanya, “Biaya apa yah, Pak?” dan dengan entengnya si bapak menjawab “Yah biaya administrasi lah, Bu. Kan capek juga tadi ngangkut2 paketnya”.

What ?! jadi qta diminta bayar bwt ngangkutin barang dari gudang ke meja konter yang jaraknya ga nyampe 15 meter!! Jadi biaya administrasi yang dimaksud adalah “administrasi” yang ujung-ujungnya nyangkut di kantong si bapak tadi.


Pontianak... and Indonesia in general.. kapan majunya qlo kaya gini ???

Dunno -_-