Senin, 12 Mei 2008

Jupe Effect

Heboh-heboh kasus jupe yang sempat beredar beberapa waktu dulu.. ga tahu deh sekarang kelanjutannya gimana..

Jadi, inti ceritanya album dangdut Jupe yang berbonus kondom itu berbuntut pencekalan, larangan beredar, bahkan himbauan bagi para ibu2 untuk membakar rekaman tersebut karena dianggap tidak mencerminkan akhlak moral bangsa Indonesia. Hm... hold a sec, akhlak yang mana neh.. moral sapa yang dibicarakan?? Okay lupakan itu tadi.

Kembali lagi, rekaman berbonus kondom itu dianggap sebagai simbol (ataupun apalah namanya itu) dukungan.. pro terhadap perilaku sex bebas yang banyak menghinggapi masyarakat (note this, tidak hanya anak muda namun juga kalangan dewasa yang telah berkomitmen. Jangan karena para pria hidung belang dan tante2 girang sudah menikah lantas mereka bisa lepas dari label ini.. unless bagi mereka mengaku belum akil balik...hahaha).

Dalam salah satu bagian dalam buku yang ditulis oleh seorang teman mengenai perilaku sex remaja ini memberikan gambaran fakta dimana seringkali para remaja yang ‘ketahuan’ conduct any sexual action dikucilkan dihajar habis2an bahkan diusir dari keluarga. I was like, Hello..!! ini sama saja dengan honour killing, tapi dalam skala yang jauuhhhh lebih kecil.. mereka hanya ‘ditendang’ keluar karena dianggap mempermalukan nama baik keluarga.

This doesn’t solve the problem, dan inilah tipikal orang2 Timur. Alih2 mencari jalan keluar kita cenderung mengeliminasi masalah tersebut.

Budaya ini diadaptasi dengan sangat baik sekali (diucapkan dengan nada sinistis) sehingga ketika muncul suatu permasalahan apapun masyarakat langsung beramai2 ingin mengamputasi bagian yang dianggap borok itu (part of it, mungkin ini satu2nya cara yang diketahui mereka untuk mengatasi permasalahan.. dunno...)

Terlepas dari apakah itu baik/ buruk, benar/ salah, hitam/ putih, bonus kondom yang disertakan dalam album rekaman Jupe... harusnya kita bisa melihat dari sudut pandang lain bahwa masih ada orang yang peduli dengan angka peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang makin bertambah setiap harinya... berbanding terbalik dengan ketersediaan sumberdaya dan kemampuan bertahan hidup.... (That’s fact..!) itu yang pertama.

Yang kedua, seberapa besar sih efek yang ditimbulkan oleh one single condom... one.. dalam aktivitas seksual si pembelinya (assuming that he/ she is sexually active). Bagi yang belum pernah mencobanya... guess what.. mungking mereka juga belum pernah melihat kondom sebelumnya. Yang terjadi, yah mereka akan observe... seperti apa sih benda yang bikin heboh ini... bagaimana bentuknya.. bahannya seperti apa... terus.. terus.... dan Voila, sekali kamu bongkar.. u can’t use it anymore.

Ketiga, do u actually believe that u can stop people from getting laid?? Get real...! satu2nya orang yang bisa kamu cegah hanya diri kamu sendiri (bahkan itu pun kadang ga mampu). So, buka mata... lihat realitas sekeliling.. jangan terpaku pada gambaran semu akan dunia versi dirimu sendiri.. yeah....!

Apa yang aq tulis disini tidak.. sekali lagi sama sekali tidak bermaksud untuk mendukung perilaku sex bebas orang2 (atau yang mengaku orang). Awalnya tulisan ini merupakan jawaban atas pertanyaan, kenapa masalah di Indonesia ga pernah beres2..(iseng ngambil contoh kasus Jupe..) hopefuly tulisan ini ga hanya menjadi masturbasi pikiranku sendiri.. ha ha ha..

All I wanna say that the way we have been dealing with problems.. the way we approach problems... maybe... just maybe.... most of the time qta mulai dati titik yang kurang tepat dan akhir mengambil jalan keluar termudah... mengamputasi. So sad that we never really look into the cause of the problem.

Have anything to say?

2 komentar:

merlinstory mengatakan...

yups ven... semua itu kembali ke individu masing2..
and dont be "muna" lah hehehe
but u know lah our society... gk semua nya udah pada open minded or broad minded, anyway kalo menurut gue semua itu back to ourselves. Kalo berani melakukan sesuatu so kudu siap juga ama risk nya dunks...
kalo kata gusdur "gitu aja kok repot" ^-^

Anonim mengatakan...

Postingan yang menarik.

Memang kebiasan orang timur adalah menutup2i ato menghindari masalah. Tapi ya mengubah kultur ga segampang bikin nasi goreng.. hehehe..

Anyway, salam kenal..